Oleh: Ahmad Bahiej
Sholat Sunnat Wudlu
1. Sholat sunnat wudlu dihukumi sunnat. Adanya sholat sunnat wudlu ini
didasarkan pada hadis Nabi:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وُضُوءَهُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
لاَ يَسْهُو فِيهِمَا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه أبو داود)
Sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa berwudlu dan membaguskan wudlunya, kemudian selalu sholat (sunnat)
2 rokaat, maka dia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR Abu Dawud)
2. Waktu pelaksanaan sholat sunat wudlu adalah segera setelah
selesai wudlu. Dengan demikian, maka pelaksanaannya tidak berlangsung lama
setelah selesai wudlu (kira-kira belum kering bekas air wudlunya).
3. Sholat sunnat wudlu adalah 2 rokaat. Gerakan dan bacaan sholatnya
sama seperti sholat yang lain. Perbedaan hanya pada niatnya.
4. Berdasarkan lafadz hadis fa ahsana wudluahu di atas, seyogyanya
wudlu kita dibuat sebagus mungkin, antara lain:
a. Selalu meneliti anggota badan yang terkena
basuhan wudlu dengan memastikan bahwa anggota tersebut telah benar-benar
terkena air wudlu.
b. Melakukan semua ketentuan berwudlu sampai ke
sunnah-sunnahnya.
c. Berdoa setelah wudlu dan melaksanakan sholat
sunnat wudlu (apabila masih ada kesempatan untuk melakukannya).
Sholat Sunnat Tahiyatul Masjid
1. Sholat sunnat tahiyyatul masjid adalah sholat sunnat yang
dikerjakan pada saat masuk masjid, baik pada hari Jum’at atau pada hari yang
lain, siang atau malam.
2. Sholat untuk menghormati masjid yang dilakukan sebelum seseorang
duduk di dalam masjid ini berjumlah 2 rokaat. Gerakan dan bacaan sholatnya sama
seperti sholat yang lain. Perbedaan hanya pada niatnya.
3. Dasar disunnahkannya sholat sunnat wudlu adalah hadis berikut:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ
أَنْ يَجْلِسَ (رواه مسلم)
Jika
salah satu dari kalian masuk masjid, maka sholatlah dua rokaat sebelum duduk (HR
Muslim)
Sholat Sunnat Tasbih
1. Dasar kesunahan sholat tasbih adalah hadis Nabi berikut:
أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ
الْمُطَّلِبِ يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلاَ أُعْطِيكَ أَلاَ أَمْنَحُكَ أَلاَ
أَحْبُوكَ أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ
غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ خَطَأَهُ
وَعَمْدَهُ صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ سِرَّهُ وَعَلاَنِيَتَهُ عَشْرَ خِصَالٍ أَنْ
تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ
وَسُورَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ
قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ االله
وَاالله أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ
رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا
ثُمَّ تَهْوِي سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ
رَأْسَكَ مِنْ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا
عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ
فِي كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ
تُصَلِّيَهَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي
كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ
لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي عُمُرِكَ
مَرَّةً (رواه أبو داود)
Sesungguhnya
Nabi berkata kepada Abbas bin Abdul Muthollib, “Hai Abbas Pamanku, ingatlah
bahwa aku akan memberi dan menghampirimu, ingatlah aku akan melakukan sepuluh
perkara denganmu. Jika engkau melakukannya, Allah akan mengampuni dosa-dosamu,
baik yang awal, akhir, dahulu, sekarang, lalai, sengaja, besar, kecil, samar,
kelihatan. 10 perkara itu adalah engkau sholat 4 rokaat, tiap rokaat membaca
al-Fatihah dan salah satu surat.
Jika engkau telah selesai membacanya dan masih berdiri engkau ucapkan:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ االله وَاالله
أَكْبَرُ
sebanyak 15 X.
Kemudian ruku’lah dan engkau ucapkan 10 X. Engkau berdiri dari ruku’ bacalah 10
X. Engkau sujud bacalah 10 X. Dengan demikian engkau membaca 75X tiap rokaat.
Jika mampu, engkau dapat melakukan (sholat sunnat tasbih) sehari semalam 1 kali. Jika
tidak, tiap Jum’at sekali. Jika tidak mampu, sebulan sekali. Jika tidak mampu,
setahun sekali. Jika tidak mempu setahun sekali, kerjakan dalam hidupmu satu
kali selama hidup (HR Abu Dawud)
2. Dengan hadis
panjang di atas, maka dapat disimpulkan:
a. Total rokaat sholat sunnat tasbih adalah 4
rokaat.
b. Tiap rokaat dibaca tasbih sebanyak 75 kali
dengan perincian:
Berdiri
setelah memcaca surat
pendek : 15 kali
Ruku’ : 10 kali
Berdiri
dari ruku’ : 10 kali
Sujud : 10 kali
Duduk
di antara dua sujud : 10 kali
Sujud : 10 kali
Duduk
istirahat sebelum berdiri : 10 kali
Jumlah
total : 75 rokaat
Dengan
demikian maka jumlah bacaan tasbih seluruh sholat tasbih adalah 75 X 4 rokaat =
300 kali.
c. Sholat sunnat tasbih dapat sebagai sarana
untuk penghapusan dosa-dosa
d. Sholat sunnat tasbih seyogyayanya dikerjakan sesering
mungkin menurut kekuatan masing-masing (sehari sekali, seminggu sekali, sebulan
sekali, atau setahun kendali).
3. Tata
cara sholat sunnat tasbih sebegaimana sholat sunnat yang lain.